- Latar Belakang
Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak. (Cummings, 2011 : 6-7)
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip. (Stansfield, 1983 : 19)
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda. (Starr and McMillan, 2010 : 374)
Keanekaragaman pada manusia tidak lepas dari peran gen meskipun yang dapat diamati secara langsung hanya fenotipnya. Keanekaragaman pada manusia antara lain dapat dilihat dari:
- Ujung daun telinga
Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.
- Ibu jari
Ibu jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak. Hal ini disebabkan adanya gen dominan dan resesif. Jari yang dapat membengkok adalah pembawa sifat dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.
- Rambut
Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri pada rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang mempunyai rambut tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.
- Hidung
Manusia secara umum memiliki hidung mancung atau pesek. Perbedaan ini menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung mancung merupakan pembawa sifat dominan dan hidung pesek adalah pembawa sifat resesif.
- Warna kulit
Manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin hitam warna kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan. Manusia juga ada yang mempunyai warna kulit transparan atau biasa disebut albino. Albino merupakan kelainan genetik karena seseorang tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Kelainan ini dapat diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif.
- Lidah
Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
- Lesung pipi
Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya.
- Golongan darah
Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin dalam darah.
- Alat dan Bahan
Gambar Cakram Genetika.
- Cara Kerja
- Menentukan ciri-ciri yang ada sesuai dengan keenam ciri pada cakram genetika, yaitu: susunan rambut, ibu jari, lesung pipit, daun telinga, lipatan lidah, dan golongan darah.
- Menggunakan Cakram Genetika, dimulai dari bagian tengan dengan ciri pertama, dan menentukan apakan berada di sisi kanan atau sisi kiri dari garis vertikal.
- Memindahkan pada garis lingkaran ke dua pada roda cakram tersebut, kemudian menentukan pada bagian mana sifat berikutnya berada. Demikian selanjutnya sampai lingkaran terluar, yaitu tipe golongan darah.
- Menentukan angka yang tertulis sesuai dengan golongan darah, untuk mengkombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah diamati.
- Mencocokkan dengan teman yang lain.
- Hasil Pengamatan
No
|
Nama
|
Angka yang diperoleh
|
1
|
Noviana Hapsari
|
65
|
2
|
Ana Arifatul Ummah
|
22
|
3
|
Vyta Andri Setyo Utami
|
38
|
4
|
Muhamad Hasbi Ashshidiqi
|
104
|
5
|
Rinaldi Indra Santoso
|
68
|
6
|
Opik Prasetyo
|
116
|
7
|
Anna Astuti
|
68
|
8
|
Iis Aida Yustiana
|
71
|
9
|
Muhammad Reza Pahlevi
|
109
|
10
|
Rendra Darari Fakhrin Ikranagara
|
100
|
11
|
Ayu Dien Islamiyati
|
68
|
12
|
Fatharani Yurian Wahid
|
34
|
13
|
Kurnia Irmalasari
|
103
|
14
|
Hanifudin Bayu Firmansyah
|
2
|
15
|
Dita Imanasita Wira Sakti
|
108
|
16
|
Agustina Budi Lestari
|
81
|
17
|
Luthfiani Pangastikawati
|
5
|
18
|
Cinthya Indrastyawati
|
74
|
19
|
Marbelisa Briliani
|
68
|
20
|
Fatma Ismawati
|
50
|
21
|
Rizza Untsa Nuzulia
|
37
|
22
|
Andi Joko Purnomo
|
104
|
23
|
Citra Ayuliasari
|
100
|
24
|
Hening Triandika Rachman
|
4
|
25
|
Asri Fathianihayati
|
49
|
26
|
Sari Trisnaningsih
|
46
|
27
|
Shintya Galuh Nindy Sagita
|
98
|
- Pembahasan
Variasi genetik manusia merupakan keragaman gen yang menunjukkan jumlah total dari karakteristik gen yang dapat diamati pada manusia. Setiap manusia memiliki gen yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua orang manusia yang secara genetik sama meskipun mereka kembar identik/kembar monozigot. Adanya perbedaan gen tersebut terjadi baik pada tingkat spesies maupun tingkat populasi. Perbedaan gen pada tingkat spesies dapat terlihat dari adanya variasi fenotip pada setiap individu. Dengan bantuan cakram genetika, kita dapat melihat adanya keragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya.
Dalam praktikum ini, variasi fenotip yang diamati dari 27 orang praktikan meliputi susunan rambut, ibu jari, lesung pipit, daun telinga, lipatan lidah dan golongan darah.
Dalam penyusunan cakram genetika, praktikan dibagi menjadi dua kelompok berdasar ciri pada lingkaran pertama, yaitu kelompok berambut lurus dan kelompok berambut keriting. Kelompok berambut lurus diperoleh 17 praktikan sedangkan kelompok berambut keriting diperoleh 10 praktikan. Kemudian masing-masing kelompok dibagi lagi dengan ciri pada lingkaran ke dua yaitu jempol lurus dan jempol melengkung, hasil yang diperoleh yaitu kelompok jempol lurus dengan 12 praktikan dan kelompok jempol melengkung dengan 15 praktikan. Selanjutnya mengelompokkan berdasar ada-tidaknya lesung pipit pada lingkaran ke tiga, 5 praktikan berlesung pipit dan 22 praktikan tidak berlesung pipit. Kemudian menentukan ciri yang ke empat yaitu daun telinga melekat atau tidak, 21 praktikan berdaun telinga bebas dan 6 praktikan berdaun telinga melekat. Selanjutnya membedakan dengan ciri lidah dapat melipat atau tidak, 15 praktikan dapat melipat lidah dan 12 praktikan tidak dapat melipat lidah. Terakhir, mencocokkan dengan golongan darah masing-masing praktikan sehingga dapat menentukan angka yang diperoleh.
Dari hasil pengamatan di atas, diperoleh bahwa terdapat 2 orang yang memperoleh angka 104, 2 orang dengan angka 100 dan 4 orang dengan angka 68. Ciri-ciri yang diperoleh dari angka 104 yaitu rambut lurus, jempol melengkung, tidak lesung pipit, kuping bebas, lidah tidak melekat dan bergolongan darah O. Ciri-ciri yang diperoleh angka 100 yaitu rambut lurus, jempol melengkung, tidak lesung pipit, kuping bebas, lidah melipat dan bergolongan darah O. Terakhir, ciri-ciri yang diperoleh angka 68 yaitu rambut lurus, jempol lurus, tidak lesung pipit, kuping bebas, lidah melipat dan bergolongan darah A.
Angka 104 diperoleh Muhamad Hasbi Ashshidiqi dan Andi Joko Purnomo. Angka 100 diperoleh Rendra Darari Fakhrin Ikranagara dan Citra Ayuliasari. Angka 68 diperoleh Rinaldi Indra Santoso, Anna Astuti, Ayu Dien Islamiyati dan Marbelisa Briliani.
- Kesimpulan
Setelah dilakukannya kegiatan pengamatan pada praktikum ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Variasi sifat fisik (fenotip) pada manusia dapat teramati.
- Variasi fenotip yang teramati yaitu meliputi susunan rambut, ibu jari, lesung pipit, daun telinga, lipatan lidah dan golongan darah.
- Praktikan yang memiliki persamaan yaitu :
- Angka 104 : Muhamad Hasbi Ashshidiqi dan Andi Joko Purnomo
- Angka 100 : Rendra Darari Fakhrin Ikranagara dan Citra Ayuliasari
- Angka 68 : Rinaldi Indra Santoso, Anna Astuti, Ayu Dien Islamiyati dan Marbelisa Briliani
- Diskusi
- Dari keenam ciri pada Cakram Genetika, saya memiliki kesamaan dengan Andi Joko Purnomo yaitu mendapatkan nilai 104. Namum saya dengan Andi Joko Purnomo memiliki warna kulit yang berbeda. Saya memiliki warna kulit sawo matang sedangkan Andi Joko Purnomo memiliki warna kulit kuning langsat. Jadi, ciri ke tujuh yang membedakan antara saya dengan Andi Joko Purnomo yaitu warna kulit.
- Pada seorang yang yang mempunyai angka 73 memiliki ciri-ciri yaitu rambut lurus, jempol lurus, tidak mempunyai lesung pipit, kuping melekat, lidah melipat dan bergolongan darah A. Sedangkan seorang yang mempunyai angka 56 memiliki ciri-ciri yaitu rambut keriting, jempol melengkung, mempunyai lesung pipit, kuping bebas, lidah tidak melipat dan bergolongan darah O.
- Pada seorang yang yang mempunyai angka 46 memiliki ciri-ciri yaitu rambut keriting, jempol melengkung, tidak mempunyai lesung pipit, kuping melekat, lidah tidak melipat dan bergolongan darah O. Sedangkan seorang yang mempunyai angka 56 memiliki ciri-ciri yaitu rambut lurus, jempol lurus, tidak mempunyai lesung pipit, kuping melekat, lidah tidak melipat dan bergolongan darah O.
- Ciri-ciri lainnya yang dapat diperoleh yaitu :
- Warna kulit
- Hidung
- Bentuk kuku
- Kisaran rambut
- Jenis kelamin
- Warna bola mata
- Tinggi badan
- Kelopak mata
- Ciri yang tidak diperoleh yaitu :
- Rambut lurus
- Jempol lurus
- Lesung pipit
- Golongan darah A, B dan AB
SOURCE : Pendidikan Biologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar