SMAN Teladan 1 Yogyakarta: Berprestasi, Berkarakter, dan Berakhlak
Dengan memadukan intelektualitas, kematangan emosi, dan penanaman nilai-nilai spiritualias, SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta mampu mencetak siswa berprestasi, berkarakter, dan berakhlak. Kedisiplinan, kejujuran, dan kerendahatian menjadi kunci suksesnya. Pendidikan karakter dilaksanakan sejak pertama kali siswa masuk sekolah.
Yogyakarta, GATRAnews - Bagi Zamroni, Kepala SMA Negeri Teladan 1 Yogyakarta, pendidikan bukan sekadar persoalan intelektualitas, melainkan juga spiritualitas dan emosional. "Pendidikan itu utuh, bukan parsial," ujarnya kepada Gatra, yang berkunjung ke sekolah itu, Jumat dua pekan lalu. Baginya, jika siswanya hanya sukses secara intelektual tanpa kematangan emosi dan spiritualitas, bisa berbahaya. "Orang-rang yang melakukan korupsi itu hanya intelektualnya yang baik," kata pria yang sebentar lagi memasuki masa pensiun itu.
Karena itu, Zamroni selalu menempatkan setiap prestasi yang diraih para siswa dalam konteks pendidikan yang utuh tadi. Ketika ada siswa SMA Negeri Teladan 1 yang menang dalam ajang olimpiade sains, misalnya, ia selalu mengatakan, prestasi itu diraih bukan dari hasil mengalahkan orang lain, melainkan karena siswa telah berbuat yang terbaik. "Jadi, kalau orang lain berbuat yang terbaik pula, kita bersyukur," katanya.
Untuk itu, kata Zamroni, pihak sekolah selalu memotivasi siswa untuk berbuat yang terbaik. Bukan hanya demi diri sendiri dan sekolah, melainkan juga demi daerah dan bangsanya. "Kalau pretasi sekolah ini macet, DIY macet. Bukan hanya sukses di lomba. Puasnya karena berbuat sesuatu untuk orang lain dan negara," ujarnya. Kedisiplinan menjadi kunci bagi siswa-siswi sekolah yang berdiri sejak 1957 itu untuk dapat berbuat dan meraih yang terbaik tadi.
Soal disiplin, SMA Negeri Teladan 1 memang kerap dinilai terlalu ketat. Bahkan, kabarnya, banyak anak yang berpikir ulang untuk mendaftar ke sekolah itu lantaran ketatnya peraturan yang diterapkan. Namun, kata Zamroni, dugaan seperti itu kurang tepat. Sebab peraturan yang serba-ketat itu justru dibuat siswa sendiri melalui MPK OBTB (Osis Bhinneka Teladan Bhakti). "Jadi, sesuai dengan kehendak siswa itu sendiri," katanya.
Bukan hanya urusan peraturan yang ditetapkan lewat musyawarah. Urusan-urusan lain menyangkut kebutuhan siswa pun, baik di bidang akademis maupun non-akademis, ditentukan lewat musyawarah. Untuk itu, dalam periode tertentu selalu diadakan sarasehan rutin, semacam diskusi antara perwakilan siswa dan pihak sekolah, untuk membahas masalah-masalah tersebut. Karena itu, menurut Zamroni, meski terkenal ketat, peraturan tidak dijalankan secara otoriter tanpa memperhatikan kebutuhan siswa.
Selain penerapan disipilin, siswa juga diberi berbagai pendidikan dan pelatihan pembentukan karakter, seperti sikap rendah hati dan kejujuran. Zamroni menekankan, prestasi harus dipacu setinggi mungkin, tetapi harus tetap mengutamakan kejujuran dan kerendahatian. Untuk itu, di lingkungan sekolah ini dikenal semboyan 6S (salam, sapa, senyum, sopan, santun, sederhana). Siswa peraih medali emas olimpaide sains nasional pun tidak diperkenankan bersikap sombong.
Para siswa harus tetap menghormati sesamanya, juga para guru. Menunjukkan sikap hormat kepada guru ini pun disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dahulu murid harus membungkukkan badan dan membawakan tas atau barang bawaan gurunya untuk menunjukkan rasa hormat. Kini cara menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang itu berbeda. Guru sudah merasa dihormati jika muridnya menyapa. Misalnya, "Pagi, Pak... saya duluan, ya, Pak! Permisi!" Sapaan seperti itu, kata Zamroni, sudah membuat guru merasa dihormati.
Demikian pula dengan sikap jujur. Menjunjung tinggi kejujuran bukan hanya berlaku bagi siswa, melainkan juga guru dan seluruh elemen di sekolah. "Minta siswa jujur tapi gurunya tidak bagaimana?" katanya. Demi membentuk karakter dan kepribadian siswa yang baik ini, pendidikan karakter diberikan sejak awal siswa masuk ke sekolah, tepatnya sejak masa orientasi sekolah (MOS). Khusus untuk kelas XII juga digelar pelatihan emotional spiritual quotient (kecerdasan emosi dan spiritual). Rencananya, pelatihan ini juga akan diberikan kepada siswa kelas X dan XI.
Dengan sistem pendidikan yang komprehensif yang memadukan intelektualitas, spiritualitas, dan kematangan emosi itu, tak mengherankan jika sekolah ini tidak hanya mencetak siswa berprestasi, melainkan juga teladan. Selain meraih prestasi di olimpiade sains, siswa sekolah ini juga berprestasi di bidang karya ilmiah. Tahun 2011, karya siswa SMA Negeri Teladan 1 Yogyakarta berhasil meraih juara III lomba kelompok ilmiah remaja LIPI ke-43.
Proposal penelitian yang berhasil memenangkan peringkat ketiga itu disusun oleh tiga siswa, yaitu Aulia Azka Januartika, Anas Mufidnurrochman, dan Amalia Nungrahaningrum (ketiganya kini kelas XII). Judul proposal penelitiannya adalah "Dam Erupsi Merapi". "Dam ini menahan sekaligus memisahkan lahar dingin dan pasir jadi tidak bahaya," kata Aulia sambil menunjukkan maket.
Karya itu mendapat apresiasi dari akademisi setempat. Idenya dianggap orisinal. Tiga siswa itu bahkan pernah mempresentasikan hasil riset tersebut di Pittsburg University, Amerika serikat. Seorang pengajar di sana bahkan menantang proyek serupa di Tibet dengan medan lebih curam dan material lebih kompleks. Sayang, tiga siswa itu sedang berkonsentrasi menghadapi ujian nasional.
Tahun 2012, SMA Negeri Teladan 1 Yogyakarta juga berhasil meraih juara olimpiade penelitian siswa Indonesia (OPSI). Karya ilmiah tiga siswa sekolah itu, Karina Umma, Avina Alawya, dan Syaifullah Rangga, yang berjudul "Program Siswa Mengajar Siswa (SMS)", berhasil meraih emas. Program ini dinilai terbaik karena memiliki muatan sosial.
Program tersebut sebenarnya mirip bimbingan belajar. Yakni siswa SMA Negeri Teladan 1 mengajar anak-anak SD dari warga kurang mampu di Gampingan, kampung dekat sekolah. Pihak sekolah memang sangat memperhatikan pendidikan bagi kalangan kurang mampu, khususnya siswa miskin yang berprestasi. Saat ini, ada lima siswa miskin berprestasi yang dibebaskan dari biaya pendidikan. Jika tidak ada alokasi dana dari pemda, pihak sekolah juga siap membantu dengan infak dari guru. "Jangan siswa keluar karena biaya," kata Zamroni.
Selain kewajiban belajar, siswa juga diberi kesempatan mengembangkan ekspresi dan kreativitas mereka di bidang non-akademik. SMA ini memiliki beberapa kelompok ekstrakurikuler, seperti klub jurnalis, klub teater, kelompok ilmiah remaja, palang merah remaja, pencinta alam, klub bahasa asing, orkestra, sampai pramuka. Para siswa dibebaskan memilih berkegiatan di kelompok-kelompok tersebut untuk mengembangkan diri, sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dengan berbagai prestasi yang telah diraih itu, wajar jika pada 24 Mei 1995, sekolah yang dulu bernama Algernere Midlebaar School (AMS) Afdelling Yogyakarta ini ditetapkan sebagai sekolah unggulan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lalu, pada 1998, disempurnakan sebagai SMA berwawasan keunggulan. SMA Negeri Teladan 1 Yogyakarta juga kemudian ditetapkan sebagai sekolah model budi Pekerti. Mulai tahun 2001/2002, sekolah ini melaksanakan program percepatan akselerasi pendidikan.
SOURCE : http://www.gatra.com/fokus-berita/29973-sman-teladan-1-yogyakarta-berprestasi,-berkarakter,-dan-berakhlak.html
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai pelajar, mendapatkan pendidikan gratis merupakan prestasi membanggakan. Dana dan fasilitas bisa berasal dari beasiswa dalam negeri dan beasiswa luar negeri. Selain tidak memikirkan biaya pendidikan, masih banyak hal lain yang didapat dan bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri.
Seperti yang dilakukan oleh Dina Chaerani. Mahasiswi semester tiga ini aktif dalam berbagai beasiswa luar negeri. Beasiswa yang sering ia ikuti berupa beasiswa yang menyangkut kepentingan banyak orang. Menurutnya beasiswa bukan cuma studi yang berkaitan dengan gelar pribadi. “Beasiswa bukan hanya studi, melainkan ada beasiswa lain seperti konferensi yang bermanfaat untuk masyarakat luas,” ujar mahasiswi jurusan Bahasa Jerman Universitas Negeri Jakarta ini.
Menurutnya untuk mendapat beasiswa studi S1 di luar negeri sangatlah sulit. “Sertifikat kelulusan sekolah kita tidak diakui karena tidak standar di negara lain. Maka itu kita harus sekolah lagi satu tahun untuk penyetaraan sekaligus belajar bahasa negera yang dituju,” tambahnya. Dina banyak mendapatkan beasiswa non studi di dalam dan luar negeri.
Bermula dari situs yang dikunjungi, yakni Jscdiorda.or.id, Dina menjadi delegasi Indonesia untuk menjalankan program pemerintah bernama Jakarta Berlin Sister City di Jerman. Ia diutus Dinas Olahraga dan Kepemudaan Jakarta untuk menjalankan misi pada Bergmannstrasse festival di kampus Hochschule fur Technik und Wirtschaft (HTW) Jerman.
Di acara yang digelar Juni 2014 lalu itu, ia memperkenalkan budaya Betawi Jakarta ke dunia Internasional. Ia bersama timnya mempersembahkan tarian Betawi Medley sekaligus menjalankan tiga misi, antara lain Art and Culture, Leadership, dan Entrepreneurship.
“Sangat menyenangkan bisa ke luar negeri gratis sekaligus memperkenalkan budaya sendiri ke orang di negara lain,” ujar perempuan berhijab ini. Langkah beasiswanya tidak berhenti sampai di situ. Baginya banyak keuntungan ketika ikut beasiswa non studi di luar negeri seperti visa, tiket pulang pergi, uang saku, akomodasi, dan sertifikat. “Selain jumlah program beasiswa yang tidak terbatas kita juga bisa terjun aktif dalam memberikan ide-ide dan memperjuangkan sesuatu,” ucapnya.
Pada juli lalu ia berangkat ke New York untuk menghadiri acara United Nations Youth Take Over The International Day Of The Girl. Ia membahas soal pendidikan bagi anak perempuan sekaligus memperingati Malala Day (Hari ulang tahun aktivis perempuan asal Pakistan bernama Malala). Karena itu sejak SMA Dina selalu aktif dalam lembaga NGO (Non Governmental Organization) bernama Plan Indonesia.
Beasiswa yang ia terima menyangkut kegiatan sosial. Yakni Program Ministrial Meeting on Civil Registration and Vital Statistics in Asia & the Pasific yang membahas masalah sosial terkait akte kelahiran dan pencatatan sipil se-Asia Pasifik. Disana Dina diskusi dengan delegasi setiap Negara se-Asia Pasifik.
Hasil diskusi langsung ia terapkan di Indonesia dalam membantu memperjuangkan hak sosial masyarakat sipil di daerah terpencil untuk mendapatkan pelayanan umum dengan baik. Kegiatan beasiswa lain seperti memberikan penyuluhan tentang perlindungan terhadap anakanak di Nusa Tenggara Timur. Ia menjadi anggota dewan penasihat muda yang dibentuk Plan Indonesia.
Ia mendapatkan beasiswa selama seminggu untuk menangani langsung dengan memberikan pengajaran anti bullyingpada tingkat SD dan SMP. “Selain bisa menambah pengetahuan dan mendapatkan teman banyak, beasiswa juga bisa meningkatkan kualitas diri.” Bagi Dina memburu beasiswa tidak berarti tanpa persiapan khusus.
Perlu kesiapan seperti kemampuan berbahasa inggris, pengalaman dibidangnya, paspor, dan terlebih mental yang baik dalam menghadapai setiap tantangan yang ada. Semangat menuntut ilmu harus terus ditanam dalam jiwa. Seperti kata pepatah tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.
SOURCE : http://www.koran-sindo.com/read/948739/149/kejar-beasiswa-tingkatkan-kualitas-diri-1420874609
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kejar Beasiswa, Tingkatkan Kualitas Diri
Seperti yang dilakukan oleh Dina Chaerani. Mahasiswi semester tiga ini aktif dalam berbagai beasiswa luar negeri. Beasiswa yang sering ia ikuti berupa beasiswa yang menyangkut kepentingan banyak orang. Menurutnya beasiswa bukan cuma studi yang berkaitan dengan gelar pribadi. “Beasiswa bukan hanya studi, melainkan ada beasiswa lain seperti konferensi yang bermanfaat untuk masyarakat luas,” ujar mahasiswi jurusan Bahasa Jerman Universitas Negeri Jakarta ini.
Menurutnya untuk mendapat beasiswa studi S1 di luar negeri sangatlah sulit. “Sertifikat kelulusan sekolah kita tidak diakui karena tidak standar di negara lain. Maka itu kita harus sekolah lagi satu tahun untuk penyetaraan sekaligus belajar bahasa negera yang dituju,” tambahnya. Dina banyak mendapatkan beasiswa non studi di dalam dan luar negeri.
Bermula dari situs yang dikunjungi, yakni Jscdiorda.or.id, Dina menjadi delegasi Indonesia untuk menjalankan program pemerintah bernama Jakarta Berlin Sister City di Jerman. Ia diutus Dinas Olahraga dan Kepemudaan Jakarta untuk menjalankan misi pada Bergmannstrasse festival di kampus Hochschule fur Technik und Wirtschaft (HTW) Jerman.
Di acara yang digelar Juni 2014 lalu itu, ia memperkenalkan budaya Betawi Jakarta ke dunia Internasional. Ia bersama timnya mempersembahkan tarian Betawi Medley sekaligus menjalankan tiga misi, antara lain Art and Culture, Leadership, dan Entrepreneurship.
“Sangat menyenangkan bisa ke luar negeri gratis sekaligus memperkenalkan budaya sendiri ke orang di negara lain,” ujar perempuan berhijab ini. Langkah beasiswanya tidak berhenti sampai di situ. Baginya banyak keuntungan ketika ikut beasiswa non studi di luar negeri seperti visa, tiket pulang pergi, uang saku, akomodasi, dan sertifikat. “Selain jumlah program beasiswa yang tidak terbatas kita juga bisa terjun aktif dalam memberikan ide-ide dan memperjuangkan sesuatu,” ucapnya.
Pada juli lalu ia berangkat ke New York untuk menghadiri acara United Nations Youth Take Over The International Day Of The Girl. Ia membahas soal pendidikan bagi anak perempuan sekaligus memperingati Malala Day (Hari ulang tahun aktivis perempuan asal Pakistan bernama Malala). Karena itu sejak SMA Dina selalu aktif dalam lembaga NGO (Non Governmental Organization) bernama Plan Indonesia.
Beasiswa yang ia terima menyangkut kegiatan sosial. Yakni Program Ministrial Meeting on Civil Registration and Vital Statistics in Asia & the Pasific yang membahas masalah sosial terkait akte kelahiran dan pencatatan sipil se-Asia Pasifik. Disana Dina diskusi dengan delegasi setiap Negara se-Asia Pasifik.
Hasil diskusi langsung ia terapkan di Indonesia dalam membantu memperjuangkan hak sosial masyarakat sipil di daerah terpencil untuk mendapatkan pelayanan umum dengan baik. Kegiatan beasiswa lain seperti memberikan penyuluhan tentang perlindungan terhadap anakanak di Nusa Tenggara Timur. Ia menjadi anggota dewan penasihat muda yang dibentuk Plan Indonesia.
Ia mendapatkan beasiswa selama seminggu untuk menangani langsung dengan memberikan pengajaran anti bullyingpada tingkat SD dan SMP. “Selain bisa menambah pengetahuan dan mendapatkan teman banyak, beasiswa juga bisa meningkatkan kualitas diri.” Bagi Dina memburu beasiswa tidak berarti tanpa persiapan khusus.
Perlu kesiapan seperti kemampuan berbahasa inggris, pengalaman dibidangnya, paspor, dan terlebih mental yang baik dalam menghadapai setiap tantangan yang ada. Semangat menuntut ilmu harus terus ditanam dalam jiwa. Seperti kata pepatah tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.
SOURCE : http://www.koran-sindo.com/read/948739/149/kejar-beasiswa-tingkatkan-kualitas-diri-1420874609
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kamera iPhone 6S Usung Dual Lensa?
Jakarta - Setiap mengumumkan kehadiran iPhone terbaru, Apple sedikit banyak menambahkan upgrade di fitur kamera. Termasuk, ketika nanti kedatangan iPhone 6S--yang sekarang pun masih sebatas rumor. Gosip kali ini cukup berbeda, karena alih-alih menambahkan jumlah megapiksel atau memperbaiki algoritma kemampuan, Apple diklaim bakal mengadopsi desain dual lensa untuk iPhone 6S.
Terkesan sederhana, akan tetapi bila ini benar diadopsi peningkatan akan terjadi di optical zoom. Tak hanya itu saja, peningkatan kinerja kamera di ruang yang minim cahaya juga bakal terasa. Demikian yang dkutip detikINET dari Ubergizmo, Rabu (14/1/2015). Sebelumnya, ada kabar juga menyebutkan Apple kepincut untuk menggunakan iPhone dengan layar OLED, menggantikan LCD yang biasa mereka pakai.
Terlepas dari itu, banyak yang mengatakan bahwa iPhone 6 Plus sudah cukup mendapatkan lompatan dari sisi kamera, seperti optical image stabilization. Ya, walaupun terlambat daripada tidak sama sekali.
------------------------------------------------------------------------
The Last of Us 2 Menunggu Antrean
Jakarta - Ketika Naughty Dog merilis The Last of Us, game tersebut sontak jadi salah satu yang terbaik sepanjang masa. Tak heran, banyak dari penggemar yang kemudian ingin The Last of Us dibuat kelanjutannya.
Naughty Dog memang punya rencana untuk melanjutkan kisah petualangan Joel dan Ellie, tapi dalam kondisi tertentu. Apa itu? Dalam wawancara terbaru, dua orang kunci utama Naughty Dog, Bruce Straley dan Neil Druckmann mengatakan jika perusahaan saat ini tengah fokus menggarap Uncharted 4: Thief's End.
"Kami saat ini 110% berada di wilayah Uncharted 4. Tidak peduli yang lainnya, kami hanya ingin membuat game itu spektakuler," ujar Straley dikutipdetikINET dari Gamespot, Selasa (13/1/2015). Meski banyak fans yang berharap The Last of Us dilanjutkan, tapi tak sedikit yang malah ingin agar game itu benar-benar berhenti sampai di situ saja.
Hal yang sama pun diakui oleh Druckmann sendiri. Druckmann tampaknya setuju jika The Last of Us harus diakhiri, walaupun ia juga mengatakan bahwa Naughty Dog sendiri sudah memikirkan beberapa ide untuk menggarap sekuelnya. "Kami sangat paham, karena kita punya perasaan yang sama," ujar Druckmann menganggapi soal cerita The Last of Us yang dihentikan. "Kami sudah punya ilham untuk ide cerita sekuel The Last of Us. Kami pun punya ide untuk menggarap sebuah game baru. Tapi, tampaknya hal itu harus kami kesampingkan terlebih dahulu karena kami sedang fokus menggarap Uncharted 4," tambahnya.
Baik Druckmann dan Straley pernah mendapat pertanyaan tentang bagaimana jika The Last of Us dibuat tanpa mereka. Druckmann pun tidak bisa memberikan jawaban. "Aku akan menjawab. Dia tidak akan setuju dengan itu," ujar Straley mewakili. Secara keseluruhan, Druckmann mengatakan merupakan asumsi yang besar jika berpikir bahwa Naughty Dog pasti akan membuat sekuel The Last of Us.
Ya, terlepas apakah The Last of Us akan dibuat sekuel memang masih menjadi misteri. Namun, setidaknya dari wawancara tadi terdapat sebuah bocoran jika Naughty Dog memang punya rencana untuk menggarap The Last of Us 2. Apalagi dugaan itu semakin diperkuat dengan munculnya judul sekuel tersebut dari resume mantan Lead Character Artist Naughty Dog, Michael Knowland.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PS4 Edisi Ultah untuk Indonesia Tak Tersisa
Jakarta - PlayStation 4 (PS4) edisi ulang tahun ke-20 memang spesial. Saking spesialnya, Indonesia cuma mendapat jatah 18 unit. Itu pun sudah habis tak tersisa.
Memang, PS4 edisi khusus ini masih tertahan di Bea Cukai. Spekulasi yang beredar menyebut konsol game itu punya kode produk yang berbeda dengan PS4 versi reguler yang boleh dijual di Tanah Air.
“Iya, ada masalah teknis mengenai impornya,” singkat Ryan Christian Ekasantosa, PlayStation Country PIC Sony Indonesia kepada detikINET, Jumat (9/1/2015).
Meski demikian, ketika masalah impor yang tengah menjerat PS4 edisi ultah ini kelar maka jangan harap Anda bakal menemukannya di rak-rak toko game.
Sebab seluruh perangkat tersebut sudah ada pemiliknya yang tengah menunggu di rumah. Ya, konsol ini memang tak dijual bebas, penyebarannya dilakukan melalui kuis.
Undian diumumkan melalui situs PlayStation Asia pada bulan Desember 2014 kemarin. Bila dibandingkan dengan syarat undian di beberapa kawasan semisal Eropa, syarat undian untuk kawasan Asia Tenggara jauh lebih mudah.
Peserta yang ingin berpartisipasi harus mengirimkan foto atau video keseruan perayaan ulang tahun PlayStation ke-20. Peserta juga diwajibkan untuk memposting foto atau video tersebut dalam akun Instagram.
Pemenang undian diumumkan pada 23 Desember 2014 dan mereka berhak mendapat jatah untuk membeli PS4 edisi khusus yang dibanderol Rp 7.399.000 itu.
Memang, PS4 edisi khusus ini masih tertahan di Bea Cukai. Spekulasi yang beredar menyebut konsol game itu punya kode produk yang berbeda dengan PS4 versi reguler yang boleh dijual di Tanah Air.
“Iya, ada masalah teknis mengenai impornya,” singkat Ryan Christian Ekasantosa, PlayStation Country PIC Sony Indonesia kepada detikINET, Jumat (9/1/2015).
Meski demikian, ketika masalah impor yang tengah menjerat PS4 edisi ultah ini kelar maka jangan harap Anda bakal menemukannya di rak-rak toko game.
Sebab seluruh perangkat tersebut sudah ada pemiliknya yang tengah menunggu di rumah. Ya, konsol ini memang tak dijual bebas, penyebarannya dilakukan melalui kuis.
Undian diumumkan melalui situs PlayStation Asia pada bulan Desember 2014 kemarin. Bila dibandingkan dengan syarat undian di beberapa kawasan semisal Eropa, syarat undian untuk kawasan Asia Tenggara jauh lebih mudah.
Peserta yang ingin berpartisipasi harus mengirimkan foto atau video keseruan perayaan ulang tahun PlayStation ke-20. Peserta juga diwajibkan untuk memposting foto atau video tersebut dalam akun Instagram.
Pemenang undian diumumkan pada 23 Desember 2014 dan mereka berhak mendapat jatah untuk membeli PS4 edisi khusus yang dibanderol Rp 7.399.000 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar