Senin, 22 Februari 2016

Fungsi dan Kegunaan Virtual Reality






Hasil gambar untuk oculus rift
              Ya, sekarang kita sedang disibukkan dengan banyaknya produk produk canggih dari berbagai perusahaan, salah satunya adalah perangkat virtual reality atau realitas maya. Beberapa perusahaan seperti Oculus, HTC, Google bahkan sekelas Apple juga mengembangkan perangkat ini. Mungkin anda bertanya-tanya, sebenarnya kegunaan perangkat virtual reality ini untuk apa ? Saya akan menjelaskannya secara pribadi dan di juga dari beberapa sumber.
               
              Virtual reality (VR) atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatulingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi. Lingkungan realitas maya terkini umumnya menyajikanpengalaman visual, yang ditampilkan pada sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampil stereokopik, tapi beberapasimulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil pengindraan, seperti suara melalui speaker atau headphone.

1. Simulasi Anatomi
Di Universitas Calgary di Kanada ada ruang VR seharga 1,5 juta dolar (sekitar 18 milyar rupiah). Di ruang tersebut, para peneliti bisa mengenakan kaca mata 3D dan melihat gambaran 3 dimensi dari bagian dalam tubuh manusia. Ahli biokimia Christoph Sensen dan rekan-rekannya menciptakan tubuh semu manusia dengan nama program 'CAVEman' (singkatan dari Automated Virtual Environment = Lingkungan Semu Otomatis).
Para peneliti yang datang ke fasilitas ini bisa melihat simulasi anatomi dan fisiologi tubuh manusia dalam gambaran 3D, tanpa harus melakukan pembedahan. Tubuh virtual ini bisa dilihat bagian demi bagian, misalnya untuk khusus melihat sistem pencernaan atau ginjal saja, bisa diperbesar atau diperkecil dan bisa diputar-putar.
Di ruang ini, 3 proyektor stereoskopik dipasang di lantai dan satu dipasang di langit ruangan, gabungan 4 pancaran mereka bisa membentuk tubuh semu 3D tersebut. Sensen berharap bisa mengembangkan simulasi-simulasi komputer yang bisa mengikuti perkembangan penyakit seperti Alzheimer dan diabetes, sehingga membantu pengembangan sistem pengobatannya. Begitu juga dengan perkembangan sel-sel kanker dalam tubuh, kalau berhasil dibuat simulasi-simulasinya, akan membantu para dokter mendiagnose dan merawat pasien kanker. "Kamu bisa melihat ke bagian dalam tubuh pasien," kata Sensen. "Tumornya bisa dilihat seberapa besar, bagaimana merawatnya dan bagaimana perkembangan perawatan sepanjang waktu."

2 . Pelatihan Pilot Tempur
Berkas:VR-Helm.jpg
          Para kadet pilot pesawat tempur dari Angkatan Udara Tiongkok menggunakan headset VR yang memberikan monitor pandangan 3 dimensi bersamaan dengan joystick video game Saitek X52. Para pilot ini bisa bergabung menjadi bagian dari skuadron serang maritim dengan pelatihan yang relatif murah. Setelah berhasil menguasai materi latihan di tahap ini, mereka akan berlatih di simulator pesawat tempur.

          Headset 3D sudah diprogram sehingga para kadet bisa berlatih terbang sebagai bagian dari kelompok pesawat yang terbang bersama-sama dan mereka bisa berinteraksi dengan para kadet lainnya serta instruktor. Jadi beberapa pilot berlatih bersama-sama dan dengan singkronisasi perangkat lunak, setiap pilot bisa melihat manuver pesawat-pesawat yang dikendalikan rekan-rekannya.

          Tentu saja latihan dengan sistem VR tidak bisa menggantikan 100% keahlian yang bisa diasah, juga pengalaman kalau terbang langsung dengan pesawat aslinya. Dalam penerbang pesawat tempur yang asli, pilotnya akan mendapat tekanan di dada saat  pesawat melaju sangat cepat atau melakukan tukikan tajam. Saat pesawat tempur melaju cepat sambil menanjak, tubuh pilot merasakan banyak aliran darah turun dari bagian atas badan ke kaki, walau pakaian mereka sudah dirancang untuk menahan hal ini. Semua dampak penerbangan ril tentu sedikit banyak mempengaruhi kinerja pilot, sementara saat latihan dengan VR, semua dampak ini tidak ada.

          Hanya saja, penghematan dari melakukan latihan dengan sistem VR cukup luar biasa. Sekali menerbangkan 2 pesawat tempur Sukhoi yang dimiliki Indonesia, bisa menghabiskan bahan bakar pesawat seharga ratusan juta rupiah, sementara dengan sistem VR, pembelian perangkat keras dan lunak memang mahal, tapi biaya operasionalnya sangat rendah.


3. Mendesain Mobil

          
          Produsen mobil Amerika, Ford, mengembangkan sistem VR di VR Immersion Lab. Para desainer Ford menggunakan headset jenis Oculus Rift untuk mengevaluasi bagian luar dan dalam dari mobil-mobil yang belum dibuat.

          Saat mengenakan headset, para desainer dapat memperhatikan detil dari mobil-mobil tersebut, sementara kamera-kamera mengikuti gerakan para desainer dan berkoordinasi dengan perangkat lunak untuk mencocokkan presentasi digital dengan gerakan desainer.

          Ini membuat Ford bisa mengevaluasi desain-desain tanpa membuang waktu dengan berkali-kali membuat model mobil berukuran kecil (dummy). Menurut Ford, sistem ini menghemat waktu. Para karyawan bagian desain di Australia, Tiongkok, Jerman dan India bisa melihat hal yang sama dan ikut memberikan pendapat.

          Teknologi ini juga memberikan para desainer Ford sebuah pandangan 'sinar X'. Mereka bisa melihat struktur rangka mobil atau elektronik, yang membantu mereka membuat perubahan saat desainnya tidak cocok dengan proses pembuatan.


4. Hiburan


          Nah ini dia yang menjadikan pernagkat VR sangat-sangat di gandrungi. Jeffrey Travis, seorang insinyur dan pembuat film pada tahun 2015 akan meluncurkan sebuah produk VR bernama Rocket Ace. Penggunanya akan mengenakan headset tipe Oculus Rift, badannya digantung dengan tali-tali nylon lalu ‘terbang’ seperti Superman. Travis mengatakan, “Perangkat lunak yang terpasang di headset VR akan menggunakan layar kecil dengan resolusi tinggi dan sensor-sensor pendeteksi gerak yang cukup halus.” Setelah Facebook membeli Oculus VR di tahun 2014, semua pihak tahu, akan banyak muncul penggunaan VR di tahun-tahun depan untuk banyak orang, bukan hanya untuk industri atau universitas.

Perusahaan-perusahaan lain juga beraksi;

Samsung bekerja sama dengan Oculus VR mengembangkan sebuah headset untuk Galaxy Note 4.
Sony membuat headset Project Morpheus untuk PlayStation 4.

Microsoft membuat RoomAlive, sebuah sistem VR yang menggunakan proyektor-proyektor dan sebuah sistem sensor gerak bernama Kinect system yang dapat mengubah ruangan apapun menjadi realitas semu. Selain para produsen raksasa tersebut, masyarakat dunia bisa mengantisipasi adanya perusahaan-perusahaan menengah dan kecil yang mendadak muncul lalu menawarkan sistem VR yang menarik. Detilnya lebih baik ditunggu di tahun-tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar